Jakarta – Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau keberadaan ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) di kawasan Teluk. Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran meluasnya konflik Iran-Israel yang berpotensi menyebar ke negara-negara yang menjadi lokasi pangkalan militer AS, membahayakan keselamatan para pekerja migran dan ekspatriat Indonesia.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Andy Rachmianto, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah memprediksi potensi perluasan konflik ini. Menurut Andy, eskalasi yang masih sangat dinamis ini merupakan respons Iran terhadap serangan terhadap tiga fasilitas nuklirnya. “Eskalasi konflik masih berlangsung, masih sangat dinamis, tentunya ini sudah kita prediksi bahwa sebagai bentuk respons Iran terhadap serangan tiga fasilitas nuklirnya, Iran secara terbuka sudah menyampaikan bahwa serangan tersebut ada konsekuensinya,” jelas Andy di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa, 24 Juni 2025 malam.
Kekhawatiran ini kian meningkat setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap salah satu pangkalan militer AS di Qatar, sebagai respons terhadap agresi fasilitas nuklirnya. Peristiwa ini memicu spekulasi meluasnya konflik ke negara-negara Teluk lain yang juga menampung kehadiran militer Amerika Serikat. “Kita tahu bersama kemarin sudah dilakukan serangan sebagai respons terhadap salah satu pangkalan Amerika Serikat di salah satu negara Teluk di Qatar. Apakah ini nanti juga akan menyebar ke negara-negara lain di mana pangkalan Amerika Serikat berada di sejumlah negara di kawasan Teluk khususnya, kami masih lihat, kami masih ikuti terus, kita masih pantau,” tambah Andy, menegaskan intensitas pemantauan situasi.
Dengan mempertimbangkan jumlah WNI yang signifikan, baik yang bekerja maupun tinggal di kawasan Teluk, pemerintah Indonesia secara tegas menjadikan pemantauan dan jaminan keselamatan mereka sebagai prioritas utama. Kawasan ini memang telah lama menjadi destinasi utama bagi pekerja migran Indonesia, khususnya di negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Kuwait, dan Qatar.
Oleh karena itu, langkah pemantauan yang cermat menjadi sangat krusial, mengingat sifat konflik yang masih sangat dinamis dan potensi perluasan ke berbagai negara di kawasan Teluk. Hal ini bertujuan untuk mencegah potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan ribuan WNI yang saat ini berada di sana.
Pilihan Editor: Evakuasi Tahap Kedua WNI di Iran Disiapkan, Jumlah Terus Bertambah
Tinggalkan Balasan