s-telecharger.com – , Jakarta – Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dalam laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah menjadi sorotan utama, menyajikan realitas level yang harus dicapai skuad Garuda untuk bersaing di panggung global. Laporan ESPN secara lugas menilai bahwa pertandingan tersebut merupakan pengingat nyata bagi Indonesia tentang standar sepak bola dunia.
Kontrasnya, Jepang, yang kini menempati peringkat 15 FIFA, telah memastikan tempatnya di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sementara itu, Indonesia, yang berada di peringkat 123 dunia, masih memiliki asa setelah berhasil melangkah ke putaran keempat kualifikasi zona Asia. Jika berhasil melewati fase ini, Indonesia berhak mengklaim diri sebagai salah satu tim terbaik di benua tersebut.
Laga yang berlangsung di Suita City Stadium pada Selasa, 10 Juni 2025, berakhir dengan kemenangan telak 6-0 untuk Jepang. Menariknya, tim berjuluk Samurai Biru ini turun tidak dengan kekuatan penuh. Pelatih Hajime Moriyasu hanya menurunkan tiga pemain dengan lebih dari sepuluh caps internasional, bahkan memberi kesempatan debut kepada Junnosuke Suzuki dan Shunsuke Mito, menunjukkan kedalaman skuad mereka.
Pilihan Editor: Jepang vs Indonesia 6-0, Hajime Moriyasu: Kami Perlu Kembangkan Skill Lagi
Meskipun demikian, keberadaan tiga pemain berpengalaman yang tampil sejak awal terbukti mampu mengendalikan jalannya pertandingan. Gelandang Liverpool, Wataru Endo, memberikan ketenangan dan stabilitas di lini tengah, sementara duo Takefusa Kubo dan Daichi Kamada menjadi motor serangan utama yang efektif dalam merobek pertahanan Indonesia.
Dominasi Jepang langsung terasa. Daichi Kamada membuka keunggulan pada menit ke-15 saat ia menyundul umpan silang akurat dari Shunsuke Mito. Hanya empat menit berselang, Kubo menggandakan keunggulan setelah berhasil menerobos area penalti Timnas Indonesia tanpa mampu dihalau oleh kiper Emil Audero Mulyadi.
Tepat sebelum turun minum, keduanya kembali berkolaborasi untuk mencetak gol ketiga Jepang. Kubo dengan cerdik melepaskan diri dari kawalan lawan, kemudian dengan kecepatan dan visinya memberikan umpan kepada Kamada. Kamada menunjukkan ketenangan luar biasa, mengecoh lawan, dan mengangkat bola melewati kiper Audero untuk mengubah skor menjadi 3-0.
Kualitas kedalaman skuad Jepang memang patut diwaspadai. Terlebih, nama-nama besar seperti Kaoru Mitoma, Ritsu Doan, Takumi Minamino, dan Ayase Ueda bahkan belum kembali ke dalam sebelas pemain utama Samurai Biru saat itu.
Menanggapi kekalahan ini, Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dengan jujur mengakui kualitas Jepang sebagai salah satu tim terbaik di Asia. Menurutnya, kualitas skuad Jepang sungguh luar biasa. “Sekarang, kami melihat level sebenarnya dari tim papan atas, negara papan atas, dan saya melihat bahwa kami perlu meningkatkan kemampuan. Itu adalah momen pembelajaran yang besar meskipun kami sangat kecewa dengan hasilnya,” ujar Kluivert, dikutip dari ESPN.
Senada dengan Kluivert, Kapten Timnas Indonesia Jay Idzes menyoroti perbedaan standar sepak bola yang dialami para pemain dari kedua tim di level klub. “Kami memiliki pemain yang bermain di level yang berbeda. Ada yang bermain di Liga 1 di Indonesia. Ada yang bermain di Belanda. Ada yang bermain, seperti saya misalnya, di Italia,” kata Idzes.
“Hari ini kami melihat kami belum sampai di sana, saat kami bermain melawan pemain yang sangat bagus dan bermain di level tinggi. Kami melihat ada perbedaan yang cukup besar di Asia. Namun kami memiliki potensi untuk mencapai level itu. Kami harus bekerja keras pada hal-hal tertentu dan kami akan melakukannya,” tambah Jay Idzes, optimis.
Di sisi lain, Timnas Indonesia juga diterpa nasib kurang beruntung dengan cedera yang dialami Kevin Diks, dan kemudian penggantinya, Yakob Sayuri. Skuad Garuda mungkin berharap Jepang akan bersikap lebih lunak, tetapi hal itu tidak terjadi. Jepang, termasuk dengan pemain pengganti seperti Keito Nakamura, terus bermain menekan dan mengurung pertahanan Indonesia sepanjang laga.
Keito Nakamura, salah satu pemain muda yang diberi kesempatan untuk bersaing memperebutkan tempat di skuad inti Jepang, tidak menyia-nyiakan peluangnya saat menggantikan Kamada di babak kedua. Ia pun berperan penting dalam gol keempat Jepang pada menit ke-55. Nakamura melakukan tusukan impresif sebelum menemukan pergerakan Shuto Machino di ruang kosong. Umpannya kemudian ditendang oleh Ryoya Morishita yang berhasil menjebol gawang Indonesia.
Kubo akhirnya ditarik keluar lebih awal, namun sebelum itu, ia sempat memberikan umpan terobosan indah yang melewati garis pertahanan lawan. Machino menyambut bola tersebut dan mengubahnya menjadi gol kelima Jepang malam itu.
Penderitaan Timnas Indonesia semakin lengkap. Dengan sepuluh menit tersisa, Jepang berhasil menambah gol keenam mereka. Keputusan Moriyasu untuk menurunkan beberapa pemain kurang berpengalaman terbukti tepat, karena sejumlah wajah baru justru mampu bekerja sama untuk menghasilkan efek yang dahsyat.
Kota Tawaratsumida, pemain berusia 21 tahun yang masih bermain di Liga Jepang atau J1 League bersama FC Tokyo, tampil gemilang dengan lari cepat di sisi kiri lapangan sebelum melepaskan umpan dari garis gawang. Bola mengarah ke Nakamura, namun ia tidak mampu mengarahkan tembakan ke gawang. Bola malah jatuh ke kaki Mao Hosoya yang dengan tenang menyelesaikannya menjadi gol keenam.
Statistik akhir pertandingan menegaskan dominasi Jepang. Skuad Garuda hanya mampu menguasai bola sebesar 29,1 persen. Mereka bahkan tidak melepaskan satu tembakan pun ke gawang lawan, berbanding terbalik dengan Jepang yang mencatatkan 22 tembakan, dengan sepuluh di antaranya tepat sasaran.
Kendati menyakitkan, kekalahan telak ini seharusnya menjadi momen introspeksi krusial bagi Timnas Indonesia. Patrick Kluivert tentu berharap pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi para pemain dalam menghadapi putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan berlangsung pada Oktober mendatang.
Pilihan Editor: Bagaimana Cara Unik Jepang Merevolusi Sepak Bola dalam 25 Tahun Terakhir?