Rupiah Berpeluang Menguat di Kuartal III? Dolar AS Melemah Jadi Kunci!

Rupiah Berpeluang Menguat di Kuartal III? Dolar AS Melemah Jadi Kunci!

s-telecharger.com – JAKARTA. Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan terus berlanjut hingga kuartal III 2025, sebuah tren yang berpotensi menyuntikkan kekuatan signifikan bagi kurs rupiah.

Dalam kurun waktu sepekan terakhir, data dari Trading Economics menunjukkan bahwa indeks dolar AS (DXY) telah mengalami koreksi sebesar 0,30%, menempatkan posisinya pada Jumat (4/7) pukul 18.20 WIB di level 96,93. Sejalan dengan kondisi tersebut, rupiah spot terpantau menguat 0,06% dalam periode yang sama, stabil di level Rp 16.185 per dolar AS.

Menurut analisis Alwy Assegaf, Research & Development Trijaya Pratama Futures, pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir memang cenderung menguat, didukung oleh pelemahan dolar AS. Bahkan di tengah gejolak iklim politik di Amerika Serikat, Alwy menilai bahwa dolar AS memiliki kemungkinan besar untuk melanjutkan tren pelemahannya ke depan.

Alwy menyoroti, meskipun kondisi global pada bulan Juni lalu diliputi ketidakpastian dan seharusnya menguntungkan dolar AS sebagai salah satu aset safe haven, nyatanya dolar tidak mampu terangkat. Bahkan, ia berpendapat, berakhirnya penundaan tarif impor AS pada bulan Juli ini mungkin tidak akan cukup untuk mengangkat nilai dolar AS secara signifikan, kendati ada eskalasi dagang global.

Kondisi pelemahan dolar AS ini, lanjut Alwy, berpotensi menjadi angin segar bagi rupiah. “Rupiah itu berkorelasi dengan kemampuan DXY bertahan,” jelas Alwy kepada Kontan, Jumat (4/7), menggarisbawahi keterkaitan erat antara stabilitas rupiah dan performa indeks dolar AS.

Kurs Rupiah Spot Menguat Sepekan, Bertahan di Bawah Rp 16.200 Hingga Jumat (4/7)

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa berakhirnya penundaan tarif impor AS tetap menjadi salah satu risiko utama yang perlu diantisipasi oleh rupiah. Pasalnya, kondisi krisis cenderung membuat pasar emerging market kurang menarik bagi investor, yang bisa menekan nilai mata uang negara berkembang.

Dari sisi domestik, Alwy mengungkapkan keyakinannya terhadap proyek Danantara yang telah mulai digarap. Jika proyek ini berhasil menarik aliran inflow asing ke pasar Indonesia, hal tersebut tentu akan menjadi sentimen positif tambahan yang signifikan bagi penguatan rupiah.

Selain itu, peran Bank Indonesia (BI) dipandang krusial. Alwy meyakini bahwa BI akan tetap aktif dalam menjaga pergerakan rupiah di pasar valuta asing. Terbukti, ketika rupiah mengalami tekanan pada bulan April lalu, BI berhasil mempertahankan kurs rupiah agar tidak tembus ke level psikologis Rp 17.000.

Secara keseluruhan, Alwy menilai situasi global pada kuartal III-2025 masih akan diselimuti ketidakpastian yang tinggi. Meskipun secara jadwal kebijakan tarif seharusnya mulai diterapkan dalam periode tersebut, Presiden AS Donald Trump diketahui sedang menjalin diskusi dengan sejumlah negara. “Namun sikapnya masih belum jelas,” imbuh Alwy.

Dengan asumsi iklim politik AS yang masih bergejolak dan terus melemahkan dolar AS, serta diskusi tarif yang terus berlanjut dengan berbagai negara, Alwy memprediksi pergerakan rupiah akan cenderung fluktuatif dalam rentang Rp 15.800 – Rp 16.500 per dolar AS selama periode kuartal III-2025.

Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,06% ke Rp 16.185 per Dolar AS pada Jumat (4/7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *