Raja Ampat Gempar: Turis Diusir, Wayag Ditutup! Ada Apa?

Raja Ampat Gempar: Turis Diusir, Wayag Ditutup! Ada Apa?

s-telecharger.com – , Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan baru-baru ini mengguncang kawasan ekowisata Raja Ampat, Papua Barat Daya, ketika sejumlah turis asing dilaporkan diusir secara paksa oleh masyarakat adat setempat. Peristiwa yang terekam dalam video viral dengan tagar #FolkKonoha itu memperlihatkan sekelompok orang mengenakan kaus hitam yang meluapkan amarahnya di dekat sebuah kapal berisi wisatawan. Mereka berteriak agar para turis segera meninggalkan wilayah itu, bahkan menggoyangkan tangga besi di tepi speed boat yang bersandar di samping kapal penumpang.

Menurut sumber Tempo di Raja Ampat, insiden pengusiran wisatawan asing ini terjadi di Pulau Wayag, sebuah ikon pariwisata di wilayah utara Raja Ampat. Pelaku pengusiran disebut berasal dari warga sekitar Wayag atau wilayah utara Raja Ampat yang merasa dirugikan. Ketegangan memuncak tak lama setelah pemerintah mengumumkan pencabutan empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan tersebut. “Mereka mengamuk sehingga mengusir kapal turis,” ungkap sumber tersebut kepada Tempo, Kamis siang, 12 Juni 2025.

Pencabutan IUP itu sendiri merupakan keputusan tegas Presiden Prabowo Subianto yang diumumkan setelah rapat terbatas bersama beberapa menteri pada Senin, 9 Juni 2025. Keempat IUP tambang nikel yang dicabut adalah milik PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Perkasa, dan PT Kawai Sejahtera. Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, menyambut baik langkah tersebut, menyatakan, “Saya memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo yang telah memperhatikan aspirasi masyarakat.”

Namun, keputusan penutupan empat perusahaan tambang ini tidak datang tanpa konsekuensi. Banyak warga lokal, terutama para pekerja dari perusahaan seperti PT Melia Raymond Perkasa dan PT KSM, kini kehilangan mata pencarian. Selama ini, mereka menggantungkan hidup dan mendapatkan manfaat ekonomi dari keberadaan perusahaan tambang nikel tersebut. Kondisi ini memicu kekecewaan dan kemarahan di kalangan mereka yang kini tak lagi memiliki pekerjaan.

Menyikapi insiden tersebut, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Raja Ampat, Ferdinan, menegaskan bahwa Pulau Wayag untuk sementara waktu tidak dapat dikunjungi. Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat setempat dapat duduk bersama menyelesaikan persoalan ini dengan melibatkan praktisi pariwisata Raja Ampat. Tujuannya adalah agar ekosistem pariwisata dapat kembali berjalan aman dan nyaman bagi semua pihak.

Dikutip dari Antara, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah mengambil langkah serius dengan menutup akses kunjungan wisatawan ke sejumlah spot wisata, khususnya di Wayag, Distrik Waigeo Barat Kepulauan. Penutupan sementara ini dilakukan sebagai dampak dari pemalangan oleh masyarakat. Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, di Sorong, Kamis, menjelaskan bahwa pembatasan atau pemberhentian kunjungan wisatawan sementara ke Pulau Wayag ini merupakan langkah antisipasi penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada wisatawan. “Saya minta supaya aktivitas wisata di Waigeo Barat Kepulauan ditutup sementara,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Supir Rental Kabupaten Raja Ampat, Adji, membenarkan bahwa kawasan wisata di Pulau Wayag ditutup sementara karena isu tambang nikel yang sedang menjadi sorotan. “Para tour guide agak sedikit kecewa, termasuk para tamu (wisatawan),” ujarnya kepada Tempo, Kamis siang. Ia menambahkan bahwa polemik ini telah membelah masyarakat menjadi dua kubu: ada yang pro dan kontra terhadap pencabutan IUP. “Ada masyarakat yang mau tambang tetap ada karena mereka ingin mendapatkan pekerjaan. Terutama masyarakat di utara Raja Ampat, seperti di Pulau Kawe dan Pulau Batang Pele,” jelasnya, menyoroti kompleksitas masalah ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.

Pilihan Editor: Apakah Tambang Menjadi Penyumbang Ekonomi Terbesar di Raja Ampat?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *