Mayora Buyback Saham Rp1 Triliun: Strategi & Dampaknya Bagi Investor

s-telecharger.com, JAKARTA — PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan buyback saham senilai Rp1 triliun. Langkah ini sontak menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya alasan di balik keputusan tersebut? Manajemen akhirnya buka suara, menjelaskan strategi ini sebagai upaya menstabilkan harga saham di tengah gejolak pasar.

Menurut Direktur Keuangan Mayora Indah, Hendrik Polisar, kondisi geopolitik global telah memberikan tekanan signifikan pada harga saham MYOR. Manajemen berpandangan, penurunan ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan yang sebenarnya. “Harga saham saat ini tidak mencerminkan nilai wajar perseroan,” tegas Hendrik dalam keterangan resminya.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, harga saham MYOR berada di level Rp2.120 per lembar saham. Angka ini memperlihatkan penurunan tajam, yakni 23,74% secara year-to-date (YtD) dan terkoreksi 8,62% dalam sebulan terakhir. Fakta inilah yang mendorong Mayora untuk melakukan intervensi pasar melalui buyback.

Keputusan menggunakan kas internal untuk buyback ini juga bukan tanpa pertimbangan. Hendrik Polisar meyakinkan bahwa kondisi keuangan MYOR sangat solid. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perusahaan terjaga rendah. “DER Mayora sangat rendah, hanya 0,4, masih jauh di bawah 1. Ebitda dibandingkan total utang juga sangat besar. Jadi, debt service ratio Mayora masih sangat kuat,” jelasnya dalam paparan publik yang digelar secara hibrida, Selasa (10/6/2025).

Program buyback senilai Rp1 triliun ini akan dilaksanakan dalam periode 27 Maret – 27 Juni 2025. Dana tersebut mencakup biaya transaksi, perantara perdagangan, dan biaya-biaya lain yang terkait dengan proses pembelian kembali saham.

Meskipun tidak merinci jumlah pasti saham yang akan dibeli, manajemen Mayora memastikan bahwa jumlahnya tidak akan melebihi 20% dari modal yang telah ditempatkan perseroan. Ini merupakan batas maksimum yang diperbolehkan sesuai regulasi.

Sebagai informasi tambahan, Laporan Keuangan 2024 menunjukkan bahwa MYOR memiliki kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp4,6 triliun, meningkat dari Rp4,15 triliun pada tahun sebelumnya. Ekuitas perseroan juga tercatat solid, mencapai Rp17,10 triliun.

Namun, perlu dicatat bahwa pada kuartal I/2025, terjadi penurunan kas dan setara kas menjadi Rp3,66 triliun, atau turun 23,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,8 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.