Musisi muda berbakat, Gusti Irwan Wibowo, atau yang akrab disapa Gustiwiw, menghembuskan napas terakhirnya pada hari Minggu (15/6) lalu. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, mengingat usianya yang masih sangat muda, 25 tahun. Jenazah Gustiwiw telah dimakamkan di TPU Jatisari 2, Bekasi, Jawa Barat.
Kepergian Gustiwiw yang mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan para penggemarnya. Ibunda Gusti, Sri Yulianti, dengan tegar menceritakan kronologi kejadian yang merenggut nyawa putranya.
Menurut penuturan Sri Yulianti, Gustiwiw bertolak ke Bandung, Jawa Barat, pada hari Jumat (13/6) untuk berkolaborasi dalam pembuatan konten podcast bersama seorang rekan lamanya bernama Nehru. Sebelum berangkat, Gustiwiw sempat berpamitan kepada ibunya dan berjanji akan kembali pada hari Minggu.
“Dia kan Jumat bilang ‘Mah, aku pulang hari Minggu. Aku mau acara sama Nehru’,” kenang Sri, dengan mata berkaca-kaca, usai prosesi pemakaman.
Namun takdir berkata lain. Di Minggu pagi yang nahas, sekitar pukul 07.00 WIB, Sri Yulianti menerima kabar pilu bahwa Gustiwiw ditemukan terjatuh di kamar mandi dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Lebih memilukan lagi, saat ditemukan terjatuh, denyut nadi Gustiwiw sudah tidak terasa. Tim medis segera membawa Gustiwiw ke rumah sakit terdekat. Dokter yang menangani bahkan melakukan panggilan video dengan Sri Yulianti untuk mengabarkan kondisi putranya.
“Ini memang (mendadak). Saya enggak percaya waktu ditelepon tadi sekitar jam 7-an, saya enggak percaya. Saya bahkan video call sama dokternya, saya enggak nangis, kenapa? Saya pikir paling pingsan aja. Karena di situ saya tetap positive thinking ada keajaiban Allah,” ujar Sri, berusaha tegar.
Mendengar kabar buruk tersebut, Sri Yulianti bergegas menuju Bandung dengan harapan cemas. Sepanjang perjalanan, ia terus memanjatkan doa dan berharap kabar tentang putranya tidak benar.
“Walaupun dibilang di kamar mandi itu sudah enggak ada nadinya, tapi saya tetap positive thinking, boleh dong sebagai manusia berharap. Di perjalanan, saya kuat untuk menjemput Gusti, kuat, saya berharap, ada keajaiban Allah, saya berkehendak bisa,” ucap Sri, dengan nada penuh harap.
Sri Yulianti mengaku tidak merasakan firasat apapun sebelum kepergian Gustiwiw. Hal ini membuatnya semakin terpukul dan sulit menerima kenyataan.
“Itu aja enggak ada tanda apa pun. Enggak ada tanda tersirat, makanya saya kayak enggak percaya,” lanjut Sri.
Namun, kenyataan pahit harus diterimanya. Setibanya di Bandung, Sri Yulianti mendapati putranya telah berpulang untuk selama-lamanya.
“Ternyata setelah saya datang ke sana, itu benar-benar sudah enggak ada, dan saya enggak percaya ya saat itu,” jelas Sri, dengan suara lirih.
Di mata sang bunda, Gustiwiw adalah sosok anak yang humoris, penyayang, dan tidak pernah mengecewakannya. Kenangan manis tentang Gustiwiw akan selalu terukir di hati Sri Yulianti.
“Enggak pernah bikin sedih, selalu bikin ketawa, selalu bikin bahagia. Jadi dia enggak pernah dua sisi. Sisinya itu selalu bahagia dan bahagia,” tutur Sri, mengenang putranya.
“Gusti itu punya adik. Saya enggak pernah dibikin pusing sama mereka berdua. Anak-anak yang benar-benar baik, nurut, serius. Saya enggak pernah stres sama anak saya,” lanjutnya, menggambarkan betapa berartinya Gustiwiw bagi keluarganya.
Gusti Irwan Wibowo adalah seorang musisi multitalenta Indonesia. Ia dikenal sebagai penata musik, pencipta lagu, penyanyi, komedian, dan penyiar radio. Lahir di Bekasi pada 28 November 1999, Gustiwiw telah menorehkan banyak karya di industri hiburan tanah air.
Salah satu karya terakhirnya adalah OST film GJLS IBUKU IBU-IBU, berjudul “Diculik Cinta”. Gustiwiw juga merupakan putra dari musisi senior Indonesia, Timur Priyono. Kepergian Gustiwiw meninggalkan duka mendalam bagi dunia musik Indonesia.
Tinggalkan Balasan