Menembus Ombak Demi Sehat: Kisah Warga Waigeo & Para Nakes di RSK Nusa Waluya II

Menembus Ombak Demi Sehat: Kisah Warga Waigeo & Para Nakes di RSK Nusa Waluya II

Rumah Sakit Kapal (RSK) Nusa Waluya II melanjutkan misi pelayanannya ke Waigeo Utara, Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya sejak 10 Juni lalu 2025. Pelayanan tersebut disambut dengan senang nan bahagia dari para warga Waigeo Utara yang kini bisa mendapat akses pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

Pada Senin (30/6) kumparan berkesempatan berkunjung ke rumah sakit yang dikelola DoctorShare dengan dukungan PT Pertamina International Shipping (PIS) tersebut. Salah satu kisah datang dari Nurlita Meringita (44), seorang masyarakat Waigeo Utara yang sangat senang karena bisa ‘cabut gigi’ di RSK Nusa Waluya II.

“Dua minggu kemarin ada cabut yang sebelahnya. Jadi hari ini juga cabut sebelahnya. Rasa enak, lega, obat juga bagus, dokter kasih resep, gratis,” cerita Nurlita.

Nurlita datang bersama adiknya yang juga ingin menjalani pengobatan tambal gigi. Kepada kumparan Nurlita bercerita di daerahnya memang sangat sulit mencari fasilitas pengobatan untuk gigi. Hal ini karena poli gigi belum tersedia di Puskesmas terdekat.

Untuk mengakses pengobatan gigi, mau tidak mau Nurlita harus ke fasilitas kesehatan di Kota Sorong namun hal itu bisa memakan biaya yang berlebih. Saat berkunjung ke RSK Nusa Waluya II, kumparan membutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih dari Kota Sorong dengan perahu cepat.

Terkait informasi bahwa RSK Nusa Waluya II sedang berada di Waigeo Utara, Nurlita menuturkan Ia mendapat informasi dari aparat desa dan masyarakat di sekitarnya.

Jadi banyak informasi sudah beredar juga. Banyak sekali masyarakat setiap hari sampai sore, sampai kasihan kita (sama tenaga kesehatan) dari pagi sampai malam, jadi kita berterima kasih betul,” ujarnya.

Kisah lain akan kebahagiaan atas kehadiran RSK Nusa Waluya II juga datang dari Andi Dimara (62). Sekitar siang hari pukul 13.30 WIT, kala itu suasana rumah sakit sudah cukup sepi dari pasien yang berkunjung, di saat itulah Andi datang bersama dua orang cucunya.

Ketika dihampiri kumparan, Andi bercerita sebenarnya Ia berasal dari Sorong namun sedang tinggal bersama anaknya di Waigeo. Ketika mengetahui RSK Nusa Waluya II sedang bersandar, Andi langsung mengajak kedua cucunya yang memiliki keluhan berbeda ke rumah sakit tersebut.

Andi rela berjalan kaki menuju rumah sakit yang menghabiskan waktu hingga dua jam lamanya.

“Ini antar mereka, Maira (cucu wanita yang lebih kecil) tidak nafsu makan, Apnir (cucu laki-laki yang sudah besar) terkena panu,” cerita Andi ketika ditanya mengapa Ia rela berjalan kaki hingga dua jam.

Sesampainya di rumah sakit, Andi langsung dilayani dan kedua cucunya pun diperiksa. Tak butuh waktu lama, setelah pemeriksaan selesai, obat untuk kedua cucunya itu pun bias diambil secara gratis.

Andi mengaku bahagia atas kehadiran RSK Nusa Waluya II. Jika berobat di layanan swasta untuk sakit kulit seperti panu, Ia perlu mengocek kantong yang cukup dalam.

“Ada swasta dan juga yang dari BPJS ini, semacam jaminan. Tapi kalau macam berobat yang di luar (BPJS) biasa bayar obat itu sampai Rp 500 ribu,” kata Andi.

Kebahagiaan Para Nakes Layani Warga

Cerita bahagia juga datang dari para tenaga kesehatan atau nakes. Gave salah seorang dokter umum di RSK Nusa Waluya II sudah bergabung dengan DoctorShare sejak satu tahun lalu.

Dia bahagia karena bisa memberikan layanan kesehatan terbaik di daerah terpencil yang setara dengan layanan kesehatan di kota besar.

“Ini yang kemudian adalah memberikan fasilitas ya wadah untuk kami sebagai dokter umum untuk memberikan pelayanan di daerah tapi dengan fasilitas kota,” ujar Gave.

Dokter lainnya yakni Joe, juga bercerita mengenai kebahagian yang Ia dapatkan dari pelayanan. Hal ini karena melayani masyarakat di daerah terpencil merupakan panggilan hatinya.

Dengan begitu juga Joe mendapat berbagai kisah menarik yang berbeda pada setiap tempat pelayanan. Salah satu cerita yang menurutnya juga menjadi tantangan adalah bekerja dalam guncangan ombak. Hal ini sudah dia alami ketika RSK Nusa Waluya II merapat di Waigeo Utara.

“Kalau dari saya sendiri kemarin kebetulan pada saat ombak kami ada beberapa pasien operasi di mana harus melakukan tindakan itu tantangan tersendiri untuk bekerja di atas kapal adalah ombaknya,” kata Joe.

Sudah Ada Dua Bayi Waigeo Utara yang Lahir di RSK

Keberadaan RSK Nusa Waluya II di Waigeo Utara juga memiliki berita bahagia lain dengan sudah adanya dua bayi yang lahir selama rumah sakit terapung tersebut berada di sana.

Dari 1.300-an pasien yang sudah dilayani sejak 10 Juni, Managing Director DoctorShare, Tutuk Utomo bercerita dua di antaranya merupakan pasien operasi caesar. Hal ini menjadi momen yang mengharukan baginya karena dengan operasi tersebut ada nyawa yang bisa diselamatkan.

“Jadi kasus caesar yang kami layani di minggu lalu adalah caesar di mana janin itu terlilit tali pusar sehingga kemungkinan selamat apabila tidak melalui intervensi caesar itu sangat kecil,” cerita Tutuk.

Tutuk juga menambahkan kisah ibu yang selamat karena operasi caesar tersebut merupakan ibu yang sudah pernah hamil 4 kali namun selalu keguguran di 3 kali kehamilan sebelumnya. Meski begitu akhirnya pada kehamilan ke-4 tepatnya melalui operasi caesar di RSK Nusa Waluya II sang ibu berhasil melahirkan buah hati.

“Kehamilan terakhir itu yang kemudian dilakukan di atas kapal dan itu adalah anak pertamanya. Jadi itu adalah salah satu bentuk, itu salah satu cerita sebuah dampak yang kami rasa bahwa itu bisa mengubah segalanya,” cerita Tutuk.

Salah seorang dokter operasi spesialis obgyn yang sedang bertugas di RSK Nusa Waluya II, dr. Nungky Nugroho memberi penjelasan bahwa memang di rumah sakit tersebut keberadaan ibu hamil berisiko tinggi yang memiliki kadar hemoglobin (Hb) rendah serta wanita yang menstruasi dengan pendarahan yang luar biasa memang cukup banyak. Untuk itu saat ini RSK Nusa Waluya II memiliki bank darah.

“Kalau pasien anemia, perdarahan, biasanya dulu koordinasi dengan PMI terdekat, cuma sekarang kan sudah punya bank darah nih, kalau kurang baru minta PMI terdekat. Dengan adanya bank darah bisa diantisipasi kemungkinan buruk dan kita tindakan juga tenang,” kata Nungky

Dengan kemampuan operasi di atas kapal saat ini terdapat dua ruang operasi di RSK Nusa Waluya II tersebut. Terkait kualitas standar, Nungky menilai kualitas ruangan yang ada juga sudah sesuai standar dan tidak memiliki perbedaan dengan rumah sakit yang saat ini berada di kota.

RSK Nusa Waluya II memiliki ruang rawat inap dengan kapasitas 21 bed, ruang nifas, ruang bersalin, ruang operasi, Instalasi Gawat Darurat, poli gigi, poli umum, poli spesialis, apotek, lab radiologi dan fasilitas bank darah seperti disebutkan oleh Nungky.

Dapat Dukungan PIS

Sejak di bangun pada tahun 2017, hingga kini RSK Nusa Waluya II telah melakukan 13 misi pelayanan di berbagai tempat. Untuk tahun ini memang pelayanan di daerah Papua dan Maluku menjadi fokusnya. Untuk itu, RSK Nusa Waluya II juga mendapat dukungan untuk kegiatan operasionalnya dari PT Pertamina International Shipping (PIS).

Manager CSR PIS Alih Istik Wahyuni menuturkan hal ini bukan yang pertama karena sebelumnya ketika DoctorShare menggelar kegiatan serupa dengan RSK Nusa Waluya II di Seget, Papua Barat Daya pada tahun 2023, PIS juga sudah memberi dukungan.

Alih juga menjelaskan mengapa kini PIS tetap mendukung DoctorShare dalam kegiatannya di Waigeio Utara. Menurutnya tujuan utama PIS adalah memberi dukungan melalui skema corporate social responsibility (CSR) ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

“Memang Waigeo Utara ini salah satu yang akses kesehatannya cukup challenging, di mana penduduknya membutuhkan bantuan kesehatan dan termasuk 3T juga. 90 persen masyarakatnya juga sudah punya BPJS, dengan adanya RSK juga bisa membantu jadi,” kata Alih.

Di Waigeo, nantinya RSK Nusa Waluya II akan beroperasi hingga awal Agustus 2025 atau sekitar dua bulan jika dihitung sejak 10 Juni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *